Suatu Ketika bapak Mi'an orang besuki itu berangkat menggunakan sepeda Ontelnya unuk mengais rejeki di pasar buduan Pasalnya dia bekerja disana.sementara jarak antara Besuki dan buduan sekitar Lima Kilo Meter. Hubungi Masyarakat Langit Pagi itu Bapak Mi'an sudah kesiangan untuk sampai ke pasar Buduan. Dengan keburu-buru Bapak Mi'an mengayuh sepedanya dengan cepat. Namun dalam perjalanan, Bapak Mi'an melihat di depannya Kiai Abdur Razaq naik sepada Ontel juga, mengayuh pelan-pelan dengan santainya."Gimana ini? Jika tidak saya dahului Kiai Abdur Razaq, saya akan kesiangan sampai di pasar Buduan" pikirnya dalam hati. Di gayuhnya sepeda tersebut dengan cepat untuk mendahului Kiai Abdur Razaq. Namun apa yang terjadi? Keringat bercucuran membasahi badan, walau mengayuh dengan cepat tapi Bapak Mi'an tidak dapat mendahului Kiai Abdur Razaq yang hanya mengayuh sepada dengan pelan-pelan yang hanya berjarak tujuh meter di depannya. Beda halnya bap
Saat ngaji di Pondok Pesantren Darus Salam Tuban, pada Jum’at 1 November 2019, Gus Baha memberikan nasehat kebangsaan yang sangat menyejukkan hati umat Islam Indonesia “Kenapa Islam di Indonesia punya gelar sebagai Islam terbaik di dunia? Kita lihat di Timur Tengah, seperti Mesir, Syiria, Iraq dan lainnya selalu ada konflik, bahkan sampai terjadi pembunuhan. Padahal kita tahu, dosa besar pertama adalah musyrik. Kemudian dosa besar selanjutnya adalah orang mukmin saling membunuh,” kata Gus Baha. . Bagi Gus Baha, Indonesia ini bukan demikian. Kalaupun benci sama tetangga, misalnya, paling hanya ngrasani (saling membicarakan satu sama lain). Cuma segitu saja. Tidak sampai saling bunuh. “Lha, itupun nanti kalau lebaran ya nanti akan salaman lagi. Kalau ada kegiatan, ya tetap bersama. Tidak sampai membunuh. Usai lebaran, bisa jadi konflik lagi. Makanya, kata Mbah Moen, kita harus bangga jadi orang Muslim Indonesia. Karena kita tidak mengalami dosa terbesar setelah syirik tadi, yak